Diskusi dan Bedah Buku : CO MANAGEMENT AIR MINUM UNTUK KESEJAHTERAAN MASYARAKAT

Tuesday, January 10, 2012 13:41 WIB   Program Studi Sosiologi

 
 Sebagai wujud upaya peningkatan mutu dan pengembangan Ilmu Sosiologi, baru-baru ini jurusan Sosiologi menggelar acara diskusi dan bedah buku dengan judul buku Co Management Air Minum Untuk Kesejahteraan Masyarakat. Kegiatan ini diselenggarakan pada tanggal 6 Januari 2012 bertempat di warung kopi Djaeng. Konsep acara yang dikemas secara santai ini dihadiri oleh sebagian besar mahasiswa jurusan Sosiologi, kemudian sebagai pembicaranya adalah Rachmad K. Dwi Susilo, MA selaku penulis buku sekaligus Ketua Jurusan Sosiologi, dan sebagai pembedah bukunya adalah Rifki Khoirul Anam, S.Sos yang pada saat ini masih tercatat sebagai mahasiswa aktif Megister UMM.

Mengawali pembicaraannya dalam diskusi, Rachmad menjelaskan bahwa Co Management merupakan terobosan pengelolaan air dimana sumber air dapat dikelola bersama secara terbuka, efisien, partisipatif, demokratis dan berkeadilan sosial. Model pengelolaan ini tentu berbeda dengan pengelolaan sumberdaya alam selama ini yang didominasi oleh negara (state level management).

Dalam bukunya disebutkan bahwa Co Management ini sudah diterapkan oleh masyarakat kota Batu melalui komunitas yang bernama HIPPAM (Himpunan Penduduk Pemakai Air Minum) yakni dengan cara memunculkan sistem pengelolaan yang lebih efektif dan menutupi kelemahan state level management ataupun community level management. Menurutnya, secara teknis HIPPAM tidak berjalan sendiri, mereka dibantu oleh Kepala Desa sebagai pembina, pemerintah desa, BPD dan LPMD bersama masyarakat desa. Dengan pemerintahan setempat, mereka juga mendapat perhatian penuh dari pemerintah kota Batu melalui dinas Pengairan dan Binamarga.

Lebih lanjut dalam penyampaianya Rachmad menjelaskan bahwa pengertian Co Management sebagaimana yang dijalankan masyarakat desa di kota Batu itu kurang lebih dapat dijelaskan pada model pengelolaan dengan delegasi kewenangan penuh pada komunitas (community level management). Melalui HIPPAM, kini muncul jaringan sosial untuk membangun pelayanan pada pelanggan. Pada level desa, jaringan sosial dibangun  dengan Kepala Desa, LPMD dan BPD. Sedangkan pada level lokal, jaringan dibangun dengan Bapemas, Dinas SDAE, KLH dan LSM. Jaringan ini meringankan cost yang harus dikeluarkan HIPPAM, selain itu bisa mengembang tidak hanya pada program yang bersifat ekonomi, tetapi juga sampai ke isu-isu lingkungan. Keunggulan-keunggulan Co Management ini, terutama dilihat dari keberlanjutan dan sistem pelayanan pelanggan yang terstandar, jaminan keberlangsungan organisasi, ikut memberdayakan organisasi-organisasi desa lain dan demokratisasi pengelolaan sumberdaya air. Melalui HIPPAM partisipasi masyarakat menjadi ruh keberlangsungan itu, sekaligus menjadi agenda penguatan civil society.

Sebagai kesimpulan dari pembicaraan sekaligus penutup dari serangkaian acara diskusi dan bedah buku ini, Rachmad menghimbau bahwa partisipasi dan peran aktif masyarakat dalam pengelolaan sumber daya alam khususnya air, sangat menentukan keberlangsungan hidup kedepannya. Maka dibutuhkan suatu upaya untuk terus menjaga kelestarian alam dan air sebagai sumber kehidupan manusia. Selain itu Rachmad juga memberikan apresiasi yang besar atas semangat mahasiswa jurusan Sosiologi dalam menimba ilmu. Menurutnya meskipun tergolong jurusan dengan jumlah mahasiswa yang tidak terlalu banyak, namun ada semangat dan jiwa yang besar untuk terus tumbuh dan mengembangkan kajian ilmu Sosiologi. Ia berharap, kedepannya kegiatan seperti ini dapat terus dilaksanakan secara rutin demi meningkatkan intelektualitas mahasiswa. (Adib Wicaksono/08220117/IKOM/PR).

Shared: