Gerakan Lima ribu Doktor oleh Majelis Diktilitbang PP Muhammadiyah patut diapresiasi. Momentum emas itu dikonkritkan oleh Direktorat Pasca UMM dengan melakukan Kerjasama dengan Universitas Muhammadiyah Maluku.
Kegiatan yang berlangsung pada selasa (22/8/23) di Aula UNIMKU tidak sekadar diisi sosialisasi Gerakan Lima Ribu Doktor. Lebih dari itu, Rachmad Kristiono Dwi Susilo Ph,D juga menjadi tutorial Jabatan Fungsional. Pakar Sosiologi lingkungan Sosiologi UMM ini materi Strategi Peningkatan Jabatan Fungsional untuk dosen. Kegiatan berlangsung meriah dan puluhan dosen sangat senang mengikuti acara tersebut
Dalam paparannya Rachmad KS menyampaikan bahwa jabatan fungsional menjadi keniscayaan bagi dosen sebagai sebuah profesi, maka salah satu Langkah penting yang harus dilakukan di samping melakukan pengajaran dan penelitian, menyelesaikan program Doktor sesuatu yang tidak bisa ditawar ujarnya. Maka penelitian dan berbagai karya menjadi ciri dari seorang ilmuwan.
Sementara Rektor UNIMKU Dr. Mohdar Yanlua sangat senang dan mengapresiasi Kerjasama yang dilakukan oleh UMM dan UNIMKU. Semoga ini menjadi pertanda baik untuk mempercepat dalam mengurus kepangkatan para dosen di UNIMKU. Program beasiswa dari UMM sangat membantu dalam meningkatkan kualitas para dosen di UNIMKU, harapan saya ini perlu dikembangkan dan dilanjutkan sehingga kedepannya kualitas dan kapasitas dosen UNIMKU semakit baik ujarnya.
Tidak hanya di UNIMKU, Rachmad KDS sapaan akrabnya memaksimalkan waktu yang ada, di hari yang sama ia mengisi Program Studi Sosiologi di Universitas Negeri Patimura Ambon. Membincangkan masa depan Ekowisata dalam perspektif Sosiologi Lingkungan tentu menjadi tema diskusi, hal ini sesuai dengan keahliannya terkait sosiologi lingkungan. Tentu sangat kontekstual apa yang dibincangkan terkait masa depan ekowisata dewasa ini.
Pembangunan berkelanjutan menjadi salah satu terma SDGs di mana semua pembangunan harus merujuk 17 tema SDGs itu. Pembangunan termasuk Ekowisata akan menjadi ancaman terhadap pembangunan berkelanjutan jika tidak memikirkan tentang keberlanjutan, bahkan jika aspek ekonomi yang dikedepankan dan abai terhadap prinsip-prinsip pembangunan yang ramah lingkungan, maka ekowisata hanya menjadi slogan yang tuna makna, Ujarnya[]
Poto poto kegiatan