Boleh Copot Masker, Warga: Telanjur Nyaman!

Minggu, 05 Juni 2022 05:07 WIB   Program Studi Sosiologi

Boleh Copot Masker, Warga: Telanjur Nyaman!

Pasca pemberlakuan pelonggaran kebijakan masker oleh Pemerintah, masih relevankah penggunaan masker sekarang? Golek P.O.V telah menghimpun berbagai perspektif orang-orang tentang esensi masker bagi mereka sekarang. Episode kedua yang bertajuk Dilema Copot Masker akan dirilis pada Senin (6/6) melalui kanal YouTube Program Studi Sosiologi FISIP Universitas Muhammadiyah Malang.

Menggunakan masker termasuk salah satu protokol kesehatan untuk menangani COVID-19 yang perlu dilakukan. Selain itu, mencuci tangan dan menjaga jarak turut ditegaskan. Protokol kesehatan yang dikenal dengan konsep 3M ini telah digaungkan oleh tenaga kesehatan dan disebarluaskan oleh Pemerintah sejak awal pandemi berlangsung.

Memakai masker menjadi salah satu pilihan terbaik untuk mencegah penularan dan penyebaran penyakit. Melihat kegunaannya untuk proteksi diri, sejumlah orang memutuskan untuk tetap menggunakan masker ke depannya. Mereka meyakini masker tidak hanya berfungsi untuk proteksi diri dari virus, namun juga dari paparan debu, polusi, atau sinar ultraviolet ketika berkendara ataupun berada di ruang terbuka.

Pandemi yang telah berlangsung selama dua tahun turut membentuk pemikiran sejumlah orang atas masker. Selain dinilai penting, masker juga telah menjadi suatu hal yang bermakna. Penggunaannya telah melebur menjadi kebiasaan baru yang tidak bisa dilepaskan dalam kehidupan sehari-hari dan menjadi kebiasaan. Kebiasaan sendiri dipengaruhi oleh akumulasi pengetahuan akal sehat (common sense knowledge), dan pemaknaan atas masker ini diperoleh dan diperkuat melalui proses interaksi sosial. Belakangan, masker memiliki keterkaitan erat dengan fashion.

Meski memiliki dampak luar biasa di banyak sektor, tapi ternyata pandemi tidak lantas menjadikan orang-orang menjadi mati gaya untuk berbusana. Minat akan mode yang terus berlangsung ini menjadi peluang bagi pelaku usaha untuk mendongkrak keuntungan. Masker dimodifikasi dan diproduksi sedemikian rupa untuk mampu selaras dengan corak acara tertentu atau warna pakaian yang dikenakan seseorang. Salah satunya masker dengan material brokat, masker ini didesain untuk dapat dikenakan dalam acara formal seperti pernikahan. Namun tak jarang, masker yang hanya mengedepankan fesyen ini belum memenuhi standar kesehatan seperti yang direkomendasikan oleh tenaga kesehatan.

Beranjak ke sisi lain, perasaan rendah diri merupakan salah satu gejala dari insecure. Insecure atau perasaan tidak aman terhadap diri lumrah dialami oleh manusia. Sebagian orang yang sedang berseteru dengan rasa insecure ini menemukan penggunaan masker dapat meningkatkan kepercayaan diri mereka. Dari alasan tersebut, mereka masih memilih untuk memakai masker hingga sekarang meskipun pemerintah telah melonggarkan kebijakan penggunaan masker. (pur)

Shared: