Department of Sociology UMM Organized A Guest Lecturer About the Importance of Rural Community Participation

Tuesday, April 30, 2019 17:13 WIB   Program Studi Sosiologi

 

 
Dr. Arie Sujito dari Depertemen Sosiologi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Gadjah Mada (UGM) mengisi kuliah umum dihadapan mahasiswa Prodi Sosiologi Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) Selasa pagi (30/4). Arie menyampaikan tentang Transformasi Desa, Antara Partisipasi Sosial dan Developmentalism. “Desa mengalami trasformasi dengan UU Desa tahun 2014,” paparnya.
 
Gejala partisipasi sosial, lanjut Arie, sudah dapat disaksikan saat ini. “Pemuda-pemuda desa menulis tentang kerusakan hutan hingga menyebabkan perdebatan publik. Ini luar biasa!” katanya. Desa mengalami traformasi yang signifikan sejak lahirnya UU Desa. Beberapa hal yang kemudian mengalami pembaharuan ialah pembaharuan agrarian, demokratisasi desa, pemenuhan pelayanan publik, keadilan gender, lingkungan yang manusiawi dan berkelanjutan.
 
Masyarakat ketika diposisikan sebagai subjek, pada akhirnya akan memiliki akses untuk turut melakukan perubahan. Inilah yang kemudian dinamakan partisipasi. “Partisipasi bukan hanya datang rapat,” contoh Arie yang kemudian disambut tawa hadirin. Masyarakat yang memiliki peran dalam setiap pengambilan kebijakan, akan menjadikan pemerintahan desa yang sehat dan bangkitnya demokrasi lokal.
 
Partisipasi lebih dalam lagi bilamana sudah mencapai tahap saling memonitoring tiap-tiap program yang hendak dijalankan atau biasanya disebut dengan voice. “Masyarakat memiliki andil,” jelasnya. Sangat baik, bila masyarakat dengan leluasa dapat mengetahu setiap pengeluaran yang dilakukan oleh desa, dalam konteks keuangan.
 
Dalam rangka memperkuat sebuah desa yang warganya pratisipatif, Arie memberikan empat hal yang bisa dilakukan. Musyawarah Desa, Musrenbang Desa, Forum Komunitas dan Kelompok Sektoral. Keempat hal tersebut dapat berguna untuk memperkuat masyarakat yang partisipatif. Tersedia ruang negosiasi; kontestasi antar aktor dalam artikulasi kepentingan, representasi isu, agenda dan aktor (agencies) dan pembentukan subjek politik pembangunan. 
 
Kuliah tamu ini diharapkan mampu membuka pandangan mahasiswa terkhusus peserta mata kuliah perubahan sosial mengenai kondisi nyata perubahan yang terjadi pada masyarakat desa Indonesia di masa kini.
 
Dr. Arie Sujito dari Depertemen Sosiologi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Gadjah Mada (UGM) mengisi kuliah umum dihadapan mahasiswa Prodi Sosiologi Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) Selasa pagi (30/4). Arie menyampaikan tentang Transformasi Desa, Antara Partisipasi Sosial dan Developmentalism. “Desa mengalami trasformasi dengan UU Desa tahun 2014,” paparnya.
 
Gejala partisipasi sosial, lanjut Arie, sudah dapat disaksikan saat ini. “Pemuda-pemuda desa menulis tentang kerusakan hutan hingga menyebabkan perdebatan publik. Ini luar biasa!” katanya. Desa mengalami traformasi yang signifikan sejak lahirnya UU Desa. Beberapa hal yang kemudian mengalami pembaharuan ialah pembaharuan agrarian, demokratisasi desa, pemenuhan pelayanan publik, keadilan gender, lingkungan yang manusiawi dan berkelanjutan.
 
Masyarakat ketika diposisikan sebagai subjek, pada akhirnya akan memiliki akses untuk turut melakukan perubahan. Inilah yang kemudian dinamakan partisipasi. “Partisipasi bukan hanya datang rapat,” contoh Arie yang kemudian disambut tawa hadirin. Masyarakat yang memiliki peran dalam setiap pengambilan kebijakan, akan menjadikan pemerintahan desa yang sehat dan bangkitnya demokrasi lokal.
 
Partisipasi lebih dalam lagi bilamana sudah mencapai tahap saling memonitoring tiap-tiap program yang hendak dijalankan atau biasanya disebut dengan voice. “Masyarakat memiliki andil,” jelasnya. Sangat baik, bila masyarakat dengan leluasa dapat mengetahu setiap pengeluaran yang dilakukan oleh desa, dalam konteks keuangan.
 
Dalam rangka memperkuat sebuah desa yang warganya pratisipatif, Arie memberikan empat hal yang bisa dilakukan. Musyawarah Desa, Musrenbang Desa, Forum Komunitas dan Kelompok Sektoral. Keempat hal tersebut dapat berguna untuk memperkuat masyarakat yang partisipatif. Tersedia ruang negosiasi; kontestasi antar aktor dalam artikulasi kepentingan, representasi isu, agenda dan aktor (agencies) dan pembentukan subjek politik pembangunan. 
 
Kuliah tamu ini diharapkan mampu membuka pandangan mahasiswa terkhusus peserta mata kuliah perubahan sosial mengenai kondisi nyata perubahan yang terjadi pada masyarakat desa Indonesia di masa kini.
 
Dr. Arie Sujito dari Depertemen Sosiologi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Gadjah Mada (UGM) mengisi kuliah umum dihadapan mahasiswa Prodi Sosiologi Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) Selasa pagi (30/4). Arie menyampaikan tentang Transformasi Desa, Antara Partisipasi Sosial dan Developmentalism. “Desa mengalami trasformasi dengan UU Desa tahun 2014,” paparnya.
 
Gejala partisipasi sosial, lanjut Arie, sudah dapat disaksikan saat ini. “Pemuda-pemuda desa menulis tentang kerusakan hutan hingga menyebabkan perdebatan publik. Ini luar biasa!” katanya. Desa mengalami traformasi yang signifikan sejak lahirnya UU Desa. Beberapa hal yang kemudian mengalami pembaharuan ialah pembaharuan agrarian, demokratisasi desa, pemenuhan pelayanan publik, keadilan gender, lingkungan yang manusiawi dan berkelanjutan.
 
Masyarakat ketika diposisikan sebagai subjek, pada akhirnya akan memiliki akses untuk turut melakukan perubahan. Inilah yang kemudian dinamakan partisipasi. “Partisipasi bukan hanya datang rapat,” contoh Arie yang kemudian disambut tawa hadirin. Masyarakat yang memiliki peran dalam setiap pengambilan kebijakan, akan menjadikan pemerintahan desa yang sehat dan bangkitnya demokrasi lokal.
 
Partisipasi lebih dalam lagi bilamana sudah mencapai tahap saling memonitoring tiap-tiap program yang hendak dijalankan atau biasanya disebut dengan voice. “Masyarakat memiliki andil,” jelasnya. Sangat baik, bila masyarakat dengan leluasa dapat mengetahu setiap pengeluaran yang dilakukan oleh desa, dalam konteks keuangan.
 
Dalam rangka memperkuat sebuah desa yang warganya pratisipatif, Arie memberikan empat hal yang bisa dilakukan. Musyawarah Desa, Musrenbang Desa, Forum Komunitas dan Kelompok Sektoral. Keempat hal tersebut dapat berguna untuk memperkuat masyarakat yang partisipatif. Tersedia ruang negosiasi; kontestasi antar aktor dalam artikulasi kepentingan, representasi isu, agenda dan aktor (agencies) dan pembentukan subjek politik pembangunan. 
 
Kuliah tamu ini diharapkan mampu membuka pandangan mahasiswa terkhusus peserta mata kuliah perubahan sosial mengenai kondisi nyata perubahan yang terjadi pada masyarakat desa Indonesia di masa kini.
 
Dr. Arie Sujito dari Depertemen Sosiologi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Gadjah Mada (UGM) mengisi kuliah umum dihadapan mahasiswa Prodi Sosiologi Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) Selasa pagi (30/4). Arie menyampaikan tentang Transformasi Desa, Antara Partisipasi Sosial dan Developmentalism. “Desa mengalami trasformasi dengan UU Desa tahun 2014,” paparnya.
 
Gejala partisipasi sosial, lanjut Arie, sudah dapat disaksikan saat ini. “Pemuda-pemuda desa menulis tentang kerusakan hutan hingga menyebabkan perdebatan publik. Ini luar biasa!” katanya. Desa mengalami traformasi yang signifikan sejak lahirnya UU Desa. Beberapa hal yang kemudian mengalami pembaharuan ialah pembaharuan agrarian, demokratisasi desa, pemenuhan pelayanan publik, keadilan gender, lingkungan yang manusiawi dan berkelanjutan.
 
Masyarakat ketika diposisikan sebagai subjek, pada akhirnya akan memiliki akses untuk turut melakukan perubahan. Inilah yang kemudian dinamakan partisipasi. “Partisipasi bukan hanya datang rapat,” contoh Arie yang kemudian disambut tawa hadirin. Masyarakat yang memiliki peran dalam setiap pengambilan kebijakan, akan menjadikan pemerintahan desa yang sehat dan bangkitnya demokrasi lokal.
 
Partisipasi lebih dalam lagi bilamana sudah mencapai tahap saling memonitoring tiap-tiap program yang hendak dijalankan atau biasanya disebut dengan voice. “Masyarakat memiliki andil,” jelasnya. Sangat baik, bila masyarakat dengan leluasa dapat mengetahu setiap pengeluaran yang dilakukan oleh desa, dalam konteks keuangan.
 
Dalam rangka memperkuat sebuah desa yang warganya pratisipatif, Arie memberikan empat hal yang bisa dilakukan. Musyawarah Desa, Musrenbang Desa, Forum Komunitas dan Kelompok Sektoral. Keempat hal tersebut dapat berguna untuk memperkuat masyarakat yang partisipatif. Tersedia ruang negosiasi; kontestasi antar aktor dalam artikulasi kepentingan, representasi isu, agenda dan aktor (agencies) dan pembentukan subjek politik pembangunan. 
 
Kuliah tamu ini diharapkan mampu membuka pandangan mahasiswa terkhusus peserta mata kuliah perubahan sosial mengenai kondisi nyata perubahan yang terjadi pada masyarakat desa Indonesia di masa kini.
Shared:
Archive
Category
Jobs Info
Announcement
Scholarship
Regiistration
Bulletin
Sociology UMM Twibbon